Wednesday, October 21, 2020

Inovasi Pembelajaran Memanfaatkan Portal Rumah Belajar

Hallo Sahabat Rumah Belajar

Perkenalkan, saya Antonius Trisanto Tukan, S.Pd., Gr., guru di SD Inpres Ohe, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.


Sahabat Rumah Belajar, seperti yang kita ketahui bersama bahwa pembelajaran harus dilakukan seiring dengan perkembangan jaman. Guru tidak bisa mengajar untuk waktu sekarang dengan menggunakan model/cara mengajar yang terkesan ketinggalan jaman. Guru harus berimprovisasi dengan perkembangan yang ada. Generasi yang sekarang harus diajarkan sesuai dengan cara yang up to date dengan masa sekarang. Oleh karena itu guru harus melakukan ivovasi dalam kegiatan pembelajaran.

Inovasi dalam kegiatan pembelajaran pada dasarnya adalah pembaharuan terhadap berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran berupa ilmu pengetahuan dari pendidik kepada para peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung. Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam melakukan inovasi pembelajaran, diantaranya dalah menggunakan model pembelajaran yang efektif dan menggunakan berbagai media.

Ada berbagai pilihan media yang dapat digunakan oleh guru. Salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam mencari dan menemukan media pembelajaran yang cocok adalah dengan mengakses Portal Rumah Belajar melalui https://belajar.kemdikbud.go.id/. Portal Rumah Belajar memiliki bermacam-macam fitur yang dapat digunakan guru dalam membantu proses pembelajaran. Diantaranya adalah Fitur Utama seperti Sumber Belajar, Laboratorium Maya, Bank Soal, dan Kelas Maya. Selain fitur utama, ada pula fitur pendukung, sumber belajar lainnya dan partner yang dapat membantu guru.

Pada masa pandemi ini, kegiatan pembelajaran di sekolah tempat saya mengajar tidak dapat dilakukan dengan tatap muka di sekolah. Selain itu dikarenakan keterbatasan perangkat pendukung akses jaringan internet / perangkat android serta jaringan yang sering hilang timbul, maka kegiatan pembelajaran secara online juga tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, kami para guru di sekolah melaksanakan pembelajaran dengan melakukan kunjungan rumah. Setiap hari sesuai dengan jadwal yang ditentukan, guru berkeliling desa untuk mengunjungi rumah siswa secara berkelompok yang terdiri dari 2–3 orang yang rumahnya berdekatan. Kegiatan kunjungan rumah ini tentunya tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Dalam pelaksanaan pembelajaran berupa kunjungan rumah, saya memanfaatkan fitur yang terdapat pada Portal Rumah Belajar. Mengingat kondisi sekolah saya yang sedemikian rupa, maka saya tidak dapat memanfaatkan semua fitur yang ada pada Portal Rumah Belajar. Akan tetapi, saya tetap memanfaatkan fitur yang dapat saya gunakan dalam melakukan pembelajaran secara offline dengan sentuhan inovasi. Oleh karenanya, fitur rumah belajar yang saya manfaatkan adalah fitur sumber belajar. Dari fitur sumber belajar, saya mengunduh dan menyiapkan konten-konten yang sesuai dengan materi ajar. Selanjutnya ketika saya mengunjungi siswa, saya menyiapkan perangkat berupa laptop dan HP untuk dipinjamkan kepada siswa agar dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Dalam pelaksanaan kunjungan rumah, kegiatan pembelajaran tetap dapat diakukan dengan memanfaatkan model pembelajaran inovatif. Pusdatin Kemdikbud menawarkan 6 model pembelajaran inovatif, yakni Discovery-Inquiry Learning, Flipped Classroom, Blended Learning, Self Organizad Learning Environments (SOLE), Project Based Learning, dan Belajar Sambil Bermain. Walaupun tempat saya mengajar memiliki kendala keterbatasan perangkat akses internet dan jaringan yang hilang timbul, keenam model pembelajaran ini tentunya tetap dapat dilakukan dengan penyederhanaan tertentu.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, tentunya tahapan pembelajaran yang saya lakukan disesuaikan dengan sintaks model pembelajaran yang saya pilih. Dalam prosesnya, saya memasukkan media pembelajaran dari fitur sumber belajar yang telah saya siapkan. Selanjutnya, saya tidak menentukan siswa konten mana yang harus digunakan, tetapi saya menawarkan kepada siswa untuk mereka memilih sendiri konten yang telah saya siapkan, baik itu konten video ataupun konten web. Setelah menyimak konten yang ada, untuk menggali dan mendapatkan informasi terkait materi pembelajaran maka saya dan siswa kembali berdiskusi terkait materi konten untuk mendapatkan kesimpulan atau poin-poin penting dari pembelajaran yang ada.

Di akhir kegiatan pembelajaran, saya memberikan siswa stiker sesuai dengan konten yang dipilihnya. Stiker ini, selain untuk dapat memberikan semangat kepada siswa, juga saya gunakan agar saya dapat mengetahui cara belajar siswa berdasarkan konten yang dipilih. Semakin banyak stiker suatu konten yang dimiliki siswa, menunjukkan bahwa siswa lebih suka belajar dengan menggunakan konten tersebut. Misalnya semakin banyak stiker konten video yang dimiliki oleh siswa, menunjukkan bahwa siswa lebih suka belajar dengan menggunakan konten video. Hal ini dapat memberikan gambaran bagi saya terkait cara belajar siswa dan bagaimana saya menyiapkan media-media yang sesuai untuk materi yang akan saya ajarkan selanjutnya.

Gambar Buku Kontrol Belajar Siswa yang Ditempeli Stiker

Stiker konten ini ditempelkan di buku kontrol belajar siswa. Buku kontrol belajar ini sendiri saya buat sejak awal semester. Alasan saya membuat buku ini adalah karena pada masa pandemi ini saya jarang bertemu dengan siswa, hanya 2 kali dalam seminggu. Oleh karena itu saya ingin mengetahui aktivitas siswa di rumah setiap harinya seperti apa. Selain itu, buku kontrol ini juga merupakan bentuk komunikasi saya dengan orang tua siswa. Melalui buku ini, saya bisa mendapatkan informasi dari orang tua siswa tentang perkembangan siswa selama di rumah, serta masukkan atau harapan dari orang tua. Ada pun, saya juga bisa menginformasikan kepada orang tua terkait perkembangan anak dalam kegiatan pembelajaran dan menyampaikan terkait hal-hal atau aktivitas lainnya yang perlu dilakukan siswa dengan bimbingan orang tua.

Dalam pelaksanaan kunjungan rumah, selain menggunakan fitur sumber belajar pada portal rumah belajar, saya juga menggunakan fitur buku sekolah elektronik. Pada fitur ini, saya mengunduh buku pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Selanjutnya buku ini saya sederhanakan dalam bentuk modul belajar. Modul ini saya gunakan sebagai bentuk penguatan terhadap materi ajar yang diberikan.

Saya selaku guru kelas pada sekolah dasar tentunya memiliki tugas untuk mengajar siswa tidak hanya pada satu muatan pelajaran, akan tetapi pada 6 muatan pembelajaran, yakni PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika dan SBdP yang diberikan secara tematik. Oleh karena itu diperlukan kecakapan bagi seorang guru sekolah dasar untuk dapat mendesain suatu pembelajaran dengan menggabungkan beberapa muatan pembelajaran agar menjadi suatu pembelajaran yang terintegratif secara tematik. Untuk mendesain pembelajaran seperti itu tentunya diperlukan berbagai pertimbangan dalam penentuan indikator-indikator yang saling berkaitan antarmuatan pembelajaran dan dikemas dengan menarik menggunakan media pembelajaran yang interaktif dan mampu meningkatan daya tarik dan rasa ingin tahu siswa.

Di sekolah dasar pembelajaran yang dilaksanakan sebaiknya merupakan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan menggunakan media yang bervariasi, dilakukan sambil bermain dan dimulai dari hal sederhana menuju kompleks atau dimulai dari hal yang konkret atau nyata yang ada di sekitar siswa. Hal-hal tersebut tentunya sangat dapat dilakukan dengan memanfaatkan Portal Rumah Belajar.

Pembelajaran sekolah dasar yang menarik tentunya harus dimulai dari hal nyata dan yang ada di sekitar siswa. Oleh karenanya, dalam pelaksanaan pembelajaran saya berusaha menggunakan budaya lokal sebagai bagian dari materi yang saya ajarkan yang terintegrasi dalam pembelajaran tematik. Sebagai contoh, pada muatan pelajaran  IPA tentang sistem pencernaan manusia, saya menggunakan konten pada rumah belajar sebagai media pembelajaran. Selanjutnya, saya mengaitkan isi konten dengan budaya lokal. Seperti saya melakukan diskusi dengan siswa terkait makanan khas lokal yang bermanfaat bagi sistem pencernaan manusia. Dari jawaban siswa, yakni jagung titi sebagai contoh makanan lokal yang menyehatkan, saya meminta siswa untuk membuat iklan tentang jagung titi, yang mana iklan sendiri merupakan materi pada muatan pembelajaran bahasa Indonesia. Di sini nampak bahwa pembelajaran secara tematik dapat dilakukan dengan memanfaatkan Portal Rumah Belajar dan budaya lokal.

Dalam pembelajaran kunjungan rumah dengan memanfaatkan Portal Rumah Belajar yang dikombinasikan dengan model pembelajaran inovatif dan budaya lokal, daya tarik, minat dan partisipasi siswa meningkat. Dengan adanya TIK yang dikemas dalam cara/tahapan pembelajaran yang inovatif  membuat rasa ingin tahu siswa juga meningkat. Siswa yang sebelumnya bersifat pasif kini menjadi lebih aktif. Konten yang berisi tampilan animasi, audio dan visual serta kuis yang menarik serta dikaitkan dengan budaya atau hal yang berada disekitar siswa membuat siswa semakin semangat untuk belajar.

Kegiatan pembelajaran menggunakan Portal Rumah Belajar tidak selamanya hanya dapat dilakukan secara online. Fitur yang terdapat pada rumah belajar juga mendukung pembelajaran secara offline. Fitur-fitur yang ada juga dapat kita kemas dan kombinasikan dengan model pembelajaran inovatif  dan budaya lokal yang ada  akan membantu siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan semangat, minat, rasa ingin tahu dan partisipasi aktif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

 

Merdeka Belajarnya

Rumah Belajar Portalnya

Maju Indonesia

 

#PusdatinKemendikbud

#PembaTIK2020

#DutaRumahBelajar2020

#RumahBelajar2020

#BerbagiTIK

2 comments: